Dunia Kerja Penyebab Terlantarnya Perhatian Anak
Kini di Indonesia banyak film yg menayangkan realitas lika-liku remaja
Hal ini membuat saya geram, karena tak 100 % orang tua yg menanggung kesalahan tersebut. Karena dunia kerjalah yang menyebabkan orang tua kita jarang di rumah dan menghabiskan waktunya di luar rumah untuk sebuah tender di luar
Kita harus sadari, bahwa sistem perusahaan yg ada menganut sistem ''Kapitalis'' yang bisa merenggut waktu para pekerjanya. Kita dituntut untuk bersaing dan berkarir serta, naudzubillah min zalik, harus berbuat maksiat dan kotor, memberikan segalanya hanya supaya menjadi ''orang sukses''.
Hal ini harus diketahui anak-anak remaja sekarang, supaya menasehati orang tuanya jangan diperbudak oleh pekerjaannya, dan bahwasanya sang anak tidak menuntut lebih berupa material sebagai lambang ''kasih sayang'' dari orang tua. Hadirnya orang tua di rumah lebih banyak adalah cukup bagi sang anak.
Sistem Kapitalis ini memang sudah merambah di segala sendi-sendi kehidupan kita. Tak hanya orang tua, anak-anak pun juga menjadi budak dari pencernaan melalui media-media, produk-produk, dll yang ''gemerlap''. Saking tak dapat perhatian dan kontrol dari orang tua, tak sedikit anak-anak remaja menjadi glamour materialistis, ''famous wannabe'' dan memiliki insting bersaing yang ''mengerikan'', yang hanya untuk mendapatkan sebuah ''perhatian'' dari dunia luar rumah yang tidak ia dapatkan di rumah.
Mengubah sistem yg sudah mapan ini memanglah berat. Namun jika kita mulai dari diri sendiri dan keluarga, Insya Allah, kita bisa mengubah dunia kerja menjadi lebih baik seimbang porsinya untuk keluarga. Agamalah kuncinya: ''Berhentilah makan sebelum kenyang'', prinsip inilah salah satu yang harus kita pegang dalam berkeluarga.
0 komentar:
Posting Komentar